Selasa, 29 November 2011

contoh feature human interest


Nama              : Fatkhurroziqin
NPM               : 0910301025
Mata Kuliah   : Feature 2
Tugas              : UTS
Semester         : 5
Buruh Rosok Mengelupasi Tutup Aqua
Sumarmi Mampu Menguliahkan Anaknya Sampai S1
Wajahnya selalu tampak gembira, tak pernah ia  terlihat perasaan sedih. Senyum ramah dan wajah riang selalu ia perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah ia meminta belaskasihan kepada orang lain. Hari-harinya ia jalani dengan penuh semangat. Tak pernah ia mengeluh apalagi berputus asa. Ia selalu menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, meskipun banyak orang mengatakan pekerjaan itu sangat rendah. Bagi ia apapun pekerjaannya, harus selalu dijalankan dengan sebaik mungkin.
Ya inilah sekilas sosok Sumarmi yang bekerja mengelupasi tutup aqua. Sumarmi adalah seorang ibu berumur 56 tahun yang mempunyai 4 orang anak. Keempat anaknya adalah Mamat, Muhtad, Sholihah dan Oziq. Adapun suami dari Sumarmi adalah Hadi, hanya seorang buruh tani yang penghasilanya tidak menentu.
Sumarmi rela menjadi pekerja rosok demi mencukupi semua kebutuhan keluarganya. Mulai dari makanan yang dimakan setiap harinya, biaya untuk beli pakaian, biaya untuk sekolah keempat anaknya, dll,  hampir semuanya ditanggung oleh Sumarmi. Walaupun penghasilan Sumarmi tiap harinya tak seberapa.
Sumarmi bekerja di sebuah rosok milik Bu Mur yang ada di Geneng Temanggung. Setiap hari, Sumarmi harus menempuh jarak 4 kilometer dengan berjalan kaki untuk sampai ketempat bekerjanya. Biasanya Sumarmi berangkat kerja dari rumah jam 07.00 WIB, sampai tempat bekerjanya sekitar jam 08.00 WIB. Sehingga untuk menempuh jarak 4 kilometer, Sumarmi harus menggunakan waktunya kurang lebih satu jam.
Sumarmi pulang dari tempat bekerjanya sekitar jam 16.30 WIB. Sesampainya dirumah, kadang Sumarmi tidak langsung istirahat, melainkan mencari tambahan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan dirumah tidak tetap, kadang Sumarmi ikut buruh melangsir bata, membuat rigen. Tapi tidak setiap hari pekerjaan itu ada, kadang satu minggu sekali, paling banyak dua kali.
Pekerjaan Sumarmi yang dapat dikatakan tetap adalah bekerja di rosok. Sumarmi bekerja dirosok mulai tahun 1987, hingga sekarang tahun 2011, Sumarmi pun masih bekerja di rosok tersebut. Sehingga Sumarmi bekerja di rosok dengan mengelupasi tutup aqua kurang lebih sudah 24 tahun.
Sumarmi mendapatkan bayaran sesuai dengan jumlah aqua yang sudah dikelupas. Satu kilo aqua dihargai 750 rupiah. Sehingga setiap harinya Sumarmi bisa mengelupasi  kurang lebih 15 kilo aqua. Ketika stok aqua habis, kadang Sumarmi mengerjakan pekerjaan yang lain seperti mecah ember, memisahkan bahan putihan dan bahan yang hitam.
Dengan bayaran yang tak seberapa, tetapi Sumarmi mampu menyekolahkan anak-anaknya. Anak yang pertama sampai ketiga semuanya lulus SMA dan sekarang Sumarmi sedang menyekolahkan anaknya yang terakhir kejenjang Strata Satu(S1). Sumarmi menginginkan anak terakhirnya yang bernama Oziq bisa sukses seperti orang-orang yang sudah berhasil.
“Opo ae arep tak lakoni mas, gawe nyekolahke anakku, supoyo dadi wong sing pinter, sukses, uga manut karo wong tuwo” itu adalah sedikit penggalan kata-kata dari Sumarmi. Sumarmi selalu bekerja keras demi menyekolahkan anaknya, khususnya Oziq.
Sekarang ini Oziq menjadi harapan Sumarmi satu-satunya, untuk menjadi anak yang berhasil. Karena kelak Oziq yang akan mengurus Sumarmi dan Hadi. “Sakniki kulo mung due pangarep-arep kaleh Oziq supoyo dadi wong sukses, ugo biso ngopeni wong tuwone, amergo kakang-kakangne wis do nduwe gawe dewe-dewe”, begitulah kata Sumarmi.
Begitu besar Sumarmi menaruh harapan kepada Oziq agar menjadi orang yang sukses. Karena menurut Sumarmi, jika anaknya sukses, hidupnya dimasa tua pun menjadi enak. Budaya didesanya pun masih dipegang teguh oleh Sumarmi. Menurut budayanya anak terakhirlah yang kelak akan mewarisi rumahnya. Selain itu anak terakhirlah yang kelak akan merawat orang tuanya semasa tua nanti.
“Kulo seneng, amergo sakniki kulo saget nyekolahke anak kulo sing terakhir”, kata Sumarmi. Walaupun Sumarmi hanya menjadi pekerja rosok, ia tetap bangga, tak merasa malu dengan pekerjaannya. Bagi Sumarmi apapun pekerjaannya, yang penting halal dan menjadi berkah.



2 komentar:

Comments List