- Petunjuk Penggunaan
Modul ini akan mengajak Anda mengkaji materi pembelajaran yang berhubungan dengan ide pokok, kalimat pendukung, menemukan masalah dalam artikel, merangkum isi artikel, dan mengidentifikasi kalimat majemuk. Modul ini berisi uraian materi, contoh, dan tugas.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan materi yang berhubungan dengan ide pokok, kalimat pendukung, menemukan masalah dalam artikel, merangkum isi artikel, dan mengidentifikasi kalimat majemuk. Secara lebih rinci diharapkan Anda dapat menjelaskan masing-masing tujuan yang terdapat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Ikutilah semua petunjuk dengan cermat. Selamat Belajar!
Standar Kompetensi : Memahami artikel dan teks pidato
Kompetensi Dasar : Menemukan pokok dan permasalahan dalam artikel melalui kegiatan membaca intensif
Indikator :
1. Menemukan ide pokok tiap paragraf
2. Menemukan kalimat pendukung ide pokok
3. Menemukan masalah dalam artikel
4. Membahas ide pokok dan rangkuman isi artikel yang telah dibuat
5. Mengidentifikasi kalimat majemuk
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menemukan ide pokok tiap paragraf
2. Siswa dapat menemukan kalimat pendukung ide pokok
3. Siswa dapat menemukan masalah dalam artikel
4. Siswa dapat membahas ide pokok dan rangkuman isi artikel yang telah dibuat
5. Siswa dapat mengidentifikasi kalimat majemuk
- Uraian Materi
Artikel menurut Kamus Besar Indonesia adalah karya tulis lengkap misalnya laporan, berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Artikel terdiri dari gagasan-gagasan yang tertuang ke dalam bentuk kalimat pada masing-masing paragraf. Gagasan inilah yang disebut dengan ide pokok penulisan.
Kita dapat menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel dengan membaca intensif, sehingga kita dengan cepat menemukan ide pokok yang terdapat dalam artikel.
Membaca intensif merupakan suatu kegiatan membaca secara teliti dengan tujuan memahami keseluruhan isi bacaan, baik yang bersifat tersurat maupun tersirat. Dengan membaca intensif kita dapat dengan mudah menentukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel. Ide pokok yang terdapat dalam artikel atau bacaan biasanya terdapat di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf (induktif), di tengah paragraf (induktif-deduktif) serta terdapat di awal dan akhir paragraf (deduktif- induktif).
Dengan demikian membaca intensif dapat mempermudah para pembaca ataupun pelajar dalam menemukan ide pokok dan permasalahan yang terdapat dalam artikel ataupun bacaan lainnya.
1. Gagasan Utama atau Ide Pokok dan Kalimat Pendukung
Contoh 1
Bacalah paragraf berikut dengan saksama.
Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.
Gagasan utama atau ide pokok paragraf tersebut yaitu musim hujan sudah tiba.
Kalimat pendukung paragraf tersebut yaitu:
1. Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya.
2. Air sungai mulai meluap.
3. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang.
Contoh 2
Bacalah paragraf berikut dengan saksama.
Sebagaimana diberitakan Kompas (23/1), Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Sungkowo menginformasikan, sebanyak 535.825 dari sekitar 900.000 ruang kelas SD di Tanah Air dalam kondisi rusak. Ditambahkan, penyebab kerusakan ruang kelas itu karena termakan usia, bencana alam, serta adanya aksi perusakan dan pembakaran di daerah konflik. Diakui, ruang kelas yang kondisinya rusak sudah cukup berumur, gedung dibangun tahun 1970 sampai dengan 1980-an saat pemerintah menggalakkan pembangunan SD Inpres.
Gagasan utama atau ide pokok paragraf tersebut yaitu sebanyak 535.825 ruang kelas SD rusak.
Kalimat pendukung paragraf tersebut yaitu:
1. Penyebab kerusakan ruang kelas karena usia, bencana alam, aksi perusakan dan pembakaran.
2. Ruang kelas yang rusak sudah cukup berumur.
Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa:
· Ide pokok atau gagasan utama adalah kalimat topik yang menjadi bahan pembicaraan setiap paragraf dalam karangan.
· Ide pokok terdapat pada kalimat utama.
· Kalimat pendukung atau kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi penjelasan kalimat utama.
· Kalimat-kalimat penjelas dalam setiap paragraf harus membentuk satu kesatuan gagasan. Dalam komposisi hal itu disebut kohesif. Di samping itu, hubungan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain dalam satu paragraf harus saling berhubungan yang disebut koheren.
2. Merangkum Seluruh Isi Artikel
Bacalah teks berikut dengan saksama.
KETHOPRAK
Kethoprak adalah satu kesenian tradisional yang masih bertahan hingga sekarang sekarang. Kesenian ini lahir sekitar tahun 1920 di Solo, namun mencapai puncaknya di Jogja sekitar tahun 1050an.
Semula kethoprak merupakan hiburan rakyat yang diciptakan oleh seseorag di luar kerajaan. Mereka menyiapakan panggung dan berlagak menjadi raja, pejuang, pangeran, putri, dan siapa pun yang mereka inginkan. Pada perkembangannya, hiburan kethoprak juga diminati oleh anggota kerajaan. Dan di setiap penampilannya selalu ada pelawak yang membuat kethoprak terasa semakin hidup.
Kesenian yang dalam penyajian atau pementasannya menggunakan bahasa Jawa ini memiliki ceritera yang beragam dan menarik. Mirip dengan teater, pertunjukan ini diisi dengan dialog-dialog yang membawa penonton merasakan atmosfir dunia Jawa pada masa Raja-raja berkuasa. Ceriteranya diambil dari mana saja, baik dari sejarah tanah Jawa hingga ceritera-ceritera fantasi. Penampilannya juga selalu disertai tembang-tembang Jawa yang disisipkan di beberapa bagian ceritera, sehingga dapat juga dibilang kethoprak di satu pihak mirip dengan operet. Kostum dan dan danannya menyesuaikan dengan adegan atau lakon.
Pada awalnya, kehtoprak menggunakan iringan suara lesung dan alu yang biasa digunakan sebagai alat penumbuk padi. Alat-alat ini menimbulkan suara: prak, prak, prak, yang merupakan asal dari kata kethoprak. Namun saat ini jalan ceritera kethoprak diiringi oleh irama gamelan dan keprak tak henti. Dan ini sangat menarik dinikmati, terutama apabila memang pertunjukan kethoprak yang disuguhkan mengangkat ceritera humor yang dapat mengundang tawa.
Ide pokok teks tersebut yaitu:
Paragraf 1:
Kethoprak adalah satu kesenian tradisional yang masih bertahan hingga sekarang.
Paragraf 2:
Semula kethoprak merupakan hiburan rakyat yang diciptakan seseorang di luar kerajaan.
Paragraf 3:
Kesenian ini memiliki ceritera yang beragam dan menarik.
Paragraf 4:
Pada awalnya, kethoprak menggunakan iringan suara lesung dan alu.
Berdasarkan ide pokok tersebut, teks berjudul Kethoprak dapat dirangkum menjadi seperti berikut ini.
Kehtoprak adalah satu kesenian tradisional yang masih bertahan hingga sekarang. Semula kethoprak merupakan hiburan rakyat yang diciptakan seseorang di luar kerajaan. Kesenian ini memiliki cerita yang beragam dan menarik. Pada awalnya, kethoprak menggunakan iringan lesung dan alu. Tetapi sekarang menggunakan iringan gamelan dan keprak yang tiada henti.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Rangkuman adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur adalah sebagai berikut:
a) Membaca naskah asli
Penulis rangkuman harus membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangnya.
b) Mencatat gagasan utama
Semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat.
c) Membuat reproduksi
Maksudnya adalah menyusun kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas.
d) Ketentuan tambahan
Maksudnya adalah penulisan rangkuman dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
3. Mengidentifikasi Kalimat Majemuk
Bacalah kalimat berikut dengan saksama.
Contoh 1
Ibu membaca majalah, Ayah membaca koran, dan Toni menonton acara TV.
Kalimat tersebut jika ditulis unsur-unsurnya akan menjadi:
Ibu membaca majalah, Ayah membaca koran, dan Toni menonton acara TV.
S P O S P O Konj S P O
Kalimat tersebut termasuk kalimat majemuk setara. Kalimat tersebut merupakan hasil penggabungan dari tiga kalimat tunggal, yaitu:
a. Ibu membaca majalah
b. Ayah membaca koran
c. Toni menonton acara TV
Kedudukan antar ketiga klausa (yang berasal dari kalimat tunggal) setara. Dilihat dari hubungan antar klausa, hubungan antar klausa tersebut menyatakan makna gabungan. Hal itu ditandai dengan penggunaan kata dan.
Contoh 2
Iwan segera mencari peluang kerja setelah menyelesaikan studinya.
Kalimat tersebut jika ditulis unsur-unsurnya akan menjadi:
Iwan segera mencari peluang kerja setelah menyelesaikan studinya.
S P O Konj P O
Kalimat tersebut termasuk kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat berasal dari kalimat tunggal yang salah satu unsur pembentuknya diperluas sehingga membentuk klausa baru (klausa terikat atau anak kalimat).
§ Induk kalimat: Iwan segera mencari peluang kerja.
§ Anak kalimat: Iwan menyelesaikan studinya.
Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan:
· Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Dilihat dari proses pembentukannya, kalimat majemuk itu bisa berasal dari proses penggabungan dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk bisa juga berasal dari kalimat tunggal yang salah satu unsur pembentuknya diperluas sehingga membentuk klausa baru (klausa terikat atau anak kalimat).
· Perbedaan proses pembentukan kalimat majemuk tersebut menghasilkan dua jenis kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
· Kalimat majemuk setara bersifat koordinatif, tidak saling menerangkan. Kalimat majemuk setara ada 4 macam, yaitu:
a. Setara gabungan menggunakan kata dan, serta
b. Setara pilihan menggunakan kata atau
c. Setara urutan menggunakan kata lalu, lantas, dan kemudian
d. Setara perlawanan menggunakan kata tetapi
· Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis anak kalimatnya. Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam, dibedakan berdasarkan jenis anak kalimat (AK).
1. AK keterangan waktu, menggunakan kata ketika, waktu, saat, setelah, sebelum
2. AK keterangan sebab, menggunakan kata sebab, lantaran, karena
3. AK keterangan hasil (akibat), menggunakan kata hingga, sehingga, akhirnya
4. AK keterangan syarat, menggunakan kata jika, apabila, kalau, andaikata
5. AK keterangan tujuan, menggunakan kata agar, supaya, demi, untuk, guna
6. AK keterangan cara, menggunakan kata dengan, dalam
7. AK keterangan posesif, menggunakan kata meskipun, walaupun, biarpun
8. AK keterangan pengganti nomina, menggunakan kata bahwa
4. Tugas
Bacalah artikel berikut dengan saksama.
Pendidikan Formal vs Pendidikan Nonformal
Kecenderungan masyarakat yang memahami pendidikan hanya akan diperoleh jika bersekolah di pendidikan formal, tidaklah benar. Oleh karena itu, harus diluruskan. Pendidikan dapat didapatkan di mana pun, tidak harus di bangku sekolah. Disadari atau tidak, pendidikan yang ada di negeri ini telah keluar dari tujuan yang sebenarnya, yaitu menciptakan manusia humanis dan beretika untuk membangun bangsa.
Banyaknya sekolah dengan menawarkan janji muluk dengan sekian keterampilan dan kesempatan kerja, membuat lulusan selalu berpikir instan. Banyak juga yang meragukan dan mempertanyakan mengapa sekarang pendidikan justru cenderung komersil. Tingginya biaya pendidikan hanya dapat dinikmati orang-orang yang mempunyai uang. Padahal kualitas juga perlu dipertanyakan.
Kehadiran sekolah diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada di negeri ini, yang terjadi justru sebaliknya. Pendidikan menjadi masalah yang terus- menerus tiada habisnya. Ini dapat kita lihat dari jumlah lulusan setiap tahun yang tidak berimbang dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Sering kita dengar suara- suara miring, dengan menjadi sarjana berarti siap menjadi pengangguran.
Masyarakat harus menyadari dan memahami, pendidikan tidak harus berorientasi pada kerja. Sebuah ironi tersendiri jika seseorang setelah menyelesaikan pendidikan dan berhasil justru menjadi mafia pendidikan. Sebenarnya yang menjadi harapan kita adalah bagaimana dengan menikmati pendidikan formal, khususnya, para lulusan mampu menempatkan manusia pada tempatnya, dengan kata lain memanusiakan manusia. Lalu bagaimana dengan masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mereka juga perlu pendidikan. Namun biaya pendidikan terlalu tinggi. Jangankan biaya pendidikan, untuk makan pun sulit. Lucu memang! Negara yang besar dan berdaulat serta memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah, ternyata rakyatnya hanya mampu menonton dan melihat pendidikan sebagai lembaga yang menjadi aset yang diperjualbelikan. Mahalnya biaya pendidikan telah membuat ribuan anak negeri putus sekolah.
Besarnya biaya pendidikan, disadari atau tidak telah membuat martabat bangsa turun. Tingginya angka putus sekolah dan pengangguran menjadikan negara semakin jauh dari harapan bersama. Tekad pemerintah memberantas kebodohan tanpa ditindaklanjuti dengan kebijakan yang mengarah pada sistem pendidikan. Di satu sisi, pemerintah menginginkan anak-anak Indonesia tidak bodoh. Di sisi lain, biaya pendidikan yang tidak terjangkau masyarakat. Untuk itu, mungkin dengan mengembalikan pendidikan pada substansi awal adalah jawaban. Masyarakat harus diingatkan bahwa pendidikan tidak harus di sekolah. Masyarakat tidak harus memaksakan untuk mendapatkan pendidikan formal. Bahkan pendidikan nonformal kadang justru dapat memberi nilai lebih dan bermanfaat.
Oleh: Fauzan
Sumber: http://www.solopos.net, tanggal 25 Agustus 2007
1) Temukanlah ide pokok/gagasan utama tiap paragraf pada artikel tersebut!
2) Temukanlah gagasan pendukung setiap paragraf pada artikel tersebut!
3) Temukan masalah dalam artikel tersebut!
4) Buatlah rangkuman isi artikel tersebut!
5) Temukan dan identifikasi kalimat majemuk yang terdapat dalam artikel tersebut!
6) Diskusikanlah ide pokok dan rangkuman artikel yang telah Anda buat!