Rabu, 30 November 2011

ciri-ciri pantun


PANTUN
pantun adalah karya sastra yang berbentuk puisi.
adapun ciri - cirinya sebagai berikut:
1.setiap bait terdiri dari 4 baris
2. bait pertama dan kedua adalah sampiran
3. baris ke tiga dan adalah isi
4. pantun bersajak a-b-a-b
5. setiap baris pantun terdiri atas 8 - 12 suku kata

Ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang.
Hanya mau bersama saat sedang senang saja, tak mau tahu di saat sedang susah.

Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Kalah ataupun menang sama-sama menderita.

Bagaikan abu di atas tanggul.
Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.

Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.

Adat pasang turun naik.
Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.



Membagi sama adil, memotong sama panjang.
Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.

Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.

Air tenang menghanyutkan.
Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.

Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.

Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.

Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.

Tong kosong nyaring bunyinya.
Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.

Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.

Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.
Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.

Bagaikan burung di dalam sangkar.
Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.

Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.

Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Seiya sekata dalam semua keadaan.

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.

Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.
Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.

Jauh di mata dekat di hati
Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.

Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.

Selasa, 29 November 2011

contoh feature human interest


Nama              : Fatkhurroziqin
NPM               : 0910301025
Mata Kuliah   : Feature 2
Tugas              : UTS
Semester         : 5
Buruh Rosok Mengelupasi Tutup Aqua
Sumarmi Mampu Menguliahkan Anaknya Sampai S1
Wajahnya selalu tampak gembira, tak pernah ia  terlihat perasaan sedih. Senyum ramah dan wajah riang selalu ia perlihatkan kepada semua orang. Tak pernah ia meminta belaskasihan kepada orang lain. Hari-harinya ia jalani dengan penuh semangat. Tak pernah ia mengeluh apalagi berputus asa. Ia selalu menjalankan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh, meskipun banyak orang mengatakan pekerjaan itu sangat rendah. Bagi ia apapun pekerjaannya, harus selalu dijalankan dengan sebaik mungkin.
Ya inilah sekilas sosok Sumarmi yang bekerja mengelupasi tutup aqua. Sumarmi adalah seorang ibu berumur 56 tahun yang mempunyai 4 orang anak. Keempat anaknya adalah Mamat, Muhtad, Sholihah dan Oziq. Adapun suami dari Sumarmi adalah Hadi, hanya seorang buruh tani yang penghasilanya tidak menentu.
Sumarmi rela menjadi pekerja rosok demi mencukupi semua kebutuhan keluarganya. Mulai dari makanan yang dimakan setiap harinya, biaya untuk beli pakaian, biaya untuk sekolah keempat anaknya, dll,  hampir semuanya ditanggung oleh Sumarmi. Walaupun penghasilan Sumarmi tiap harinya tak seberapa.
Sumarmi bekerja di sebuah rosok milik Bu Mur yang ada di Geneng Temanggung. Setiap hari, Sumarmi harus menempuh jarak 4 kilometer dengan berjalan kaki untuk sampai ketempat bekerjanya. Biasanya Sumarmi berangkat kerja dari rumah jam 07.00 WIB, sampai tempat bekerjanya sekitar jam 08.00 WIB. Sehingga untuk menempuh jarak 4 kilometer, Sumarmi harus menggunakan waktunya kurang lebih satu jam.
Sumarmi pulang dari tempat bekerjanya sekitar jam 16.30 WIB. Sesampainya dirumah, kadang Sumarmi tidak langsung istirahat, melainkan mencari tambahan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan dirumah tidak tetap, kadang Sumarmi ikut buruh melangsir bata, membuat rigen. Tapi tidak setiap hari pekerjaan itu ada, kadang satu minggu sekali, paling banyak dua kali.
Pekerjaan Sumarmi yang dapat dikatakan tetap adalah bekerja di rosok. Sumarmi bekerja dirosok mulai tahun 1987, hingga sekarang tahun 2011, Sumarmi pun masih bekerja di rosok tersebut. Sehingga Sumarmi bekerja di rosok dengan mengelupasi tutup aqua kurang lebih sudah 24 tahun.
Sumarmi mendapatkan bayaran sesuai dengan jumlah aqua yang sudah dikelupas. Satu kilo aqua dihargai 750 rupiah. Sehingga setiap harinya Sumarmi bisa mengelupasi  kurang lebih 15 kilo aqua. Ketika stok aqua habis, kadang Sumarmi mengerjakan pekerjaan yang lain seperti mecah ember, memisahkan bahan putihan dan bahan yang hitam.
Dengan bayaran yang tak seberapa, tetapi Sumarmi mampu menyekolahkan anak-anaknya. Anak yang pertama sampai ketiga semuanya lulus SMA dan sekarang Sumarmi sedang menyekolahkan anaknya yang terakhir kejenjang Strata Satu(S1). Sumarmi menginginkan anak terakhirnya yang bernama Oziq bisa sukses seperti orang-orang yang sudah berhasil.
“Opo ae arep tak lakoni mas, gawe nyekolahke anakku, supoyo dadi wong sing pinter, sukses, uga manut karo wong tuwo” itu adalah sedikit penggalan kata-kata dari Sumarmi. Sumarmi selalu bekerja keras demi menyekolahkan anaknya, khususnya Oziq.
Sekarang ini Oziq menjadi harapan Sumarmi satu-satunya, untuk menjadi anak yang berhasil. Karena kelak Oziq yang akan mengurus Sumarmi dan Hadi. “Sakniki kulo mung due pangarep-arep kaleh Oziq supoyo dadi wong sukses, ugo biso ngopeni wong tuwone, amergo kakang-kakangne wis do nduwe gawe dewe-dewe”, begitulah kata Sumarmi.
Begitu besar Sumarmi menaruh harapan kepada Oziq agar menjadi orang yang sukses. Karena menurut Sumarmi, jika anaknya sukses, hidupnya dimasa tua pun menjadi enak. Budaya didesanya pun masih dipegang teguh oleh Sumarmi. Menurut budayanya anak terakhirlah yang kelak akan mewarisi rumahnya. Selain itu anak terakhirlah yang kelak akan merawat orang tuanya semasa tua nanti.
“Kulo seneng, amergo sakniki kulo saget nyekolahke anak kulo sing terakhir”, kata Sumarmi. Walaupun Sumarmi hanya menjadi pekerja rosok, ia tetap bangga, tak merasa malu dengan pekerjaannya. Bagi Sumarmi apapun pekerjaannya, yang penting halal dan menjadi berkah.



analisis wacana 2


Wacana:
“SAK  DUMUK BATHUK SAK NYARI BUMI DITOHI PATI”
Ketika kita memperingati Hari Agraria Nasional yang sekaligus Hari Tani setiap tanggal 24 september, arti pepatah lama sak dumuk bathuk sak nyari bumi ditohi pati masih relevan. Dua perkara besar yang pantas untuk diperjuangkan habis-habisan bahkan dengan mempertaruhkan nyawa bagi masyarakat jawa khususnya adalah kehormatan dan hak atas tanah. Dalam hal ini sak dumuk bathuk adalah kehormatan dan sak nyari bumi merupakan hak atas tanah. Dalam dunia pewayangan, dua hal esensial tersebut terungkap dalam lelakon “rebutan kikis tunggarana “ dan “babat alas Wanamartana”.
Hubungan petani dengan tanah memang tidak terpisahkan. Tanah merupakan ajang hidup bagi keluarga petani. Di atas sebidang tanah, keluarga petani tidak sekedar mengais rezeki, namun mengekspresikan dirinya secara total, baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Dulu ketika tanah tersedia melimpah, setiap kebutuhan akan tanah bertambah seiring berkembangnya keluarga batih petani, diatasi dengan cara ekspansi statis yaitu membuka lahan baru secukupnya. Pada saat itu berlaku pandangan hidup bahwa kebutuhan hidup itu terbatas. Ketentraman hidup akan terwujud bila orang hidup secukupnya dengan memelihara kelestarian alam(J. H Boeke, Bhatara: 1974).
Kini zaman telah berubah, kebutuhan hidup menjadi seakan tanpa batas, masyarakat tidak lagi homogen, terdeferensiasi dalam berbagai kelompok dengan kepentingan masing-masing. Luas tanah yang relatif terbatas mengakibatkan konflik penguasaan dan pemilikan tanah semakin sering terjadi. Fakta menunjukkan mayoritas petani dari waktu ke waktu semakin sempit tanah yang digarapnya, demikian juga ketika berhadapan dengan pemilik modal maupun pemilik kekuasaan(pemerintah), petani selalu terkalahkan.
Sensus pertanian tahun 2003 memperlihatkan jumlah petani gurem yang menggarap tanah kurang dari 0,2 ha perkeluarga dan buruh tani yang tidak memiliki lahan meningkat 25,68% dalam kurun waktu 10 tahun. Pada tahun 1993 berjumlah 10,9 juta menjadi 13,7 juta orang pada tahun 2003. Data perhitungan BPS Maret 2011, jumlah petani dalam kategori tersebut telah mencapai sekitar 18,2 juta. Artinya, dalam waktu 8 tahun terakhir, laju miskin telah melampaui pertambahan atu dasawarsa sebelumnya, sebab dari tahun 2003 sampai 2011 pertambahan petani miskin menjadi 32,84%.
Semakin bertambahnya petani miskin serta penyempitan lahan yang mereka kuasai, menimbulkan gejolak ketidakpuasan, protes, dan perlawanan petani. Belum lama ini suku Anak Dalam Kabupaten Muara Jambi mengadu ke KOMNAS HAM Jakarta bahwa tanah Ulayat mereka seluas 5.100 ha digusur untuk perkebunan kelapa sawit tanpa kejelasan, sejak 1986. Tuntutan mereka sederhana yaitu mendapatkan penggantian atas hak dasar mereka. Bagi mereka tanah Ulayat merupakan ajang hidup.
Hal tersebut juga dialami masyarakat adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi yang tinggal di Kawasan Gunung Gede Pangrango. Kawasan tersebut dijadikan Taman Nasional oleh pemerintah sehingga masyarakat Ciptagelar tidak bisa lagi menanami dan memanfaatkannya. Pelanggaran atas larangan tersebut bisa dikriinalkan. Konflik serupa banyak terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Apabila peristiwa serupa tidak cepat kita atasi, akan memicu terjadinya pergolakan sosial seperti yang terjadi di masa lalu, seperti peristiwa Tanjungmorawa di masa Orde Lama, Kedung Ombo dan Jenggawah di masa Orde Baru.
Sebenarnya, UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria secara tegas mengamanatkan pengaturan tata guna tanah. Tersurat dan tersirat secara kuat, UU tersebut menghendaki penataan pemanfaatan tanah secara bagi kepentingan dan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat. Secara teknis UU tersebut belum memiliki perangkat aturan pelaksana sehingga belum dapat diterapkan. Disamping itu, UU tersebut lebih 30 tahun”terpetieskan” secara politis dengan stigma UU yang berbau paham komunis. Seiring dengan era baru saat ini, stigmasi tersebut perlu direhabilitasi.


Analisis wacana yang berjudul “Sak Dumuk Bathuk Sak Nyari Bumi Ditohi Pati” dari Aspek Gramatikal
A.    Pengacuan (referensi)
a.       Pengacuan persona
1.      Ketika kita memperingati Hari Agraria Nasional yang sekaligus Hari Tani setiap tanggal 24 september, arti pepatah lama sak dumuk bathuk sak nyari bumi ditohi pati masih relevan.
2.      Semakin bertambahnya petani miskin serta penyempitan lahan yang mereka kuasai, menimbulkan gejolak ketidakpuasan, protes, dan perlawanan petani.
3.      Belum lama ini suku Anak Dalam Kabupaten Muara Jambi mengadu ke KOMNAS HAM Jakarta bahwa tanah Ulayat mereka seluas 5.100 ha digusur untuk perkebunan kelapa sawit tanpa kejelasan, sejak 1986.
4.      Tuntutan mereka sederhana yaitu mendapatkan penggantian atas hak dasar mereka.
5.      Bagi mereka tanah Ulayat merupakan ajang hidup.
6.      Apabila peristiwa serupa tidak cepat kita atasi, akan memicu terjadinya pergolakan sosial.
v  Pada tuturan (1)pronomina persona  I jamak bentuk bebas kita yang mengacu pada unsur lain yang berada didalam tututran dan termasuk jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora bersifat kataforis. Sedang pada tuturan (6) persona I jamak bentuk bebas kita mengacu pada unsure lain dan termasuk jenis gramatikal pengacuan endofora anaforis. Pada tuturan (2),(3),(4),(5) pronomina persona III jamak bentuk bebas mereka yang mengacu pada unsur lain yang berada didalam tuturan.

b.      Pengacuan demonstratif
1.      Demonstratif waktu
a.       Dulu ketika tanah tersedia melimpah, setiap kebutuhan akan tanah bertambah seiring berkembangnya keluarga batih petani, diatasi dengan cara ekspansi statis yaitu membuka lahan baru secukupnya.
b.      Pada saat itu berlaku pandangan hidup  bahwa kebutuhan hidup itu terbatas.
c.       Kini zaman telah berubah, kebutuhan hidup menjadi seakan tanpa batas, masyarakat tidak lagi homogen, terdeferensiasi dalam berbagai kelompok dengan kepentingan masing-masing.
d.      Apabila peristiwa serupa tidak cepat kita atasi, akan muncul terjadinya pergolakan sosial seperti yang terjadi di masa lalu, seperti peristiwa Tanjungmorawa di masa Orde Lama, Kedung Ombo dan Jenggawah di masa Orde Baru.
v  Pada tuturan (a) terdapat pronominal demonstratif dulu yang mengacu pada masa lampau, yaitu ketika tanah tersedia melimpah. Sehingga termasuk jenis pengacuan endofora yang kataforis karena mengacu antesenden yang berada di sebelah kanan.sedang satuan lingual saat itu pada tuturan (b) mengacu pada masa lampau dan termasuk jenis pengacuan endofora kataforis. Kemudian pada tuturan (c) mengacu waktu kini dan termasuk jenis pengacuan endofora kataforis. Yang terakhir pada tuturan (d) mengacu masa lampau dengan jenis pengacuan endofora kataforis.

2.      Demonstratif tempat
a.       Hal tersebut juga dialami masyarakat adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi yang tinggal di Kawasan Gunung Gede Pangrango.
b.      Belum lama ini suku Anak Dalam Kabupaten Muara Jambi mengadu ke KOMNAS HAM Jakarta bahwa tanah Ulayat mereka seluas 5.100 ha digusur untuk perkebunan kelapa sawit tanpa kejelasan, sejak 1986.
v  Tuturan (a) dan (b) pada kata Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Kawasan Gunung ,Gede Pangrango. Muara Jambi, Jakarta mengacu sebuah nama tempat/kota.

c.       Pengacuan komparatif
1.      Belum lama ini suku Anak Dalam Kabupaten Muara Jambi mengadu ke KOMNAS HAM Jakarta bahwa tanah Ulayat mereka seluas 5.100 ha digusur untuk perkebunan kelapa sawit tanpa kejelasan, sejak 1986. Tuntutan mereka sederhana yaitu mendapatkan penggantian atas hak dasar mereka. Bagi mereka tanah Ulayat merupakan ajang hidup.
Hal tersebut juga dialami masyarakat adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi yang tinggal di Kawasan Gunung Gede Pangrango. Kawasan tersebut dijadikan Taman Nasional oleh pemerintah sehingga masyarakat Ciptagelar tidak bisa lagi menanami dan memanfaatkannya.
v  Satuan lingual hal tersebut pada tuturan (1) adalah pengacuan komparatif yang berfungsi membandingkan tentang tanah ulayat yang digusur. Satuan lingual hal tersebut dapat diartikan/disubstitusi menjadi seperti.

B.     Penyulihan(substitusi)
a.       Substitusi Nominal (tidak ditemukan)
b.      Substitusi verbal (tidak ditemukan)
c.       Substitusi frasal
1.      Ketika kita memperingati Hari Agraria Nasional yang sekaligus Hari Tani setiap tanggal 24 september, arti pepatah lama sak dumuk bathuk sak nyari bumi ditohi pati masih relevan. Dua perkara besar yang pantas untuk diperjuangkan habis-habisan bahkan dengan mempertaruhkan nyawa bagi masyarakat jawa khususnya adalah kehormatan dan hak atas tanah.
2.      Dalam hal ini sak dumuk bathuk adalah kehormatan dan sak nyari bumi merupakan hak atas tanah. Dalam dunia pewayangan, dua hal esensial tersebut terungkap dalam lelakon “rebutan kikis tunggarana “ dan “babat alas Wanamartana”.
3.      Sebenarnya, UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria secara tegas mengamanatkan pengaturan tata guna tanah. Tersurat dan tersirat secara kuat, UU tersebut menghendaki penataan pemanfaatan tanah secara bagi kepentingan dan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat. Secara teknis UU tersebut belum memiliki perangkat aturan pelaksana sehingga belum dapat diterapkan.
v  Pada tuturan (1) pada frasa Hari Agraria Nasional dan hari tani, pada kedua frasa tersebut disubstitusi dengan dua perkara besar. Kemudian pada tuturan (2) pada frasa sak dumuk bathuk  dan sak nyari bumi, pada kedua frasa itu disubstitusi dengan dua hal esensial. Kemudian pada tuturan (3) pada frasa UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria pada kalimat pertama, dan di kalimat kedua frasa UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria hanya disubstitusi dengan UU tersebut. begitu juga pada kalimat ketiga hanya mensubstitusi frasa UU No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria menjadi UU tersebut.
d.      Substitusi klausal

C.     Pelesapan(ellipsis)
1.      Ketika kita memperingati Hari Agraria Nasional yang sekaligus Hari Tani setiap tanggal 24 september, arti pepatah lama sak dumuk bathuk sak nyari bumi ditohi pati masih relevan.
2.      Sensus pertanian tahun 2003 memperlihatkan jumlah petani gurem yang menggarap tanah kurang dari 0,2 ha perkeluarga dan buruh tani yang tidak memiliki lahan meningkat 25,68% dalam kurun waktu 10 tahun.
v  Pada tuturan (1)Setiap tanggal 24 september, kita memperingati Hari Agraria Nasional, kita memperingati Hari Tani, kemudian kata memperingati mengalami pelesapan. Kemudian pada tuturan (2) jika ditulis lengkap berbunyi” sensus pertanian tahun 2003 memperlihatkan jumlah petani gurem yang menggarap tanah kurang dari 0,2 ha perkeluarga dan sensus pertanian tahun 2003 memperlihatkan  buruh tani yang tidak memiliki lahan meningkat 25,68% dalam kurun waktu 10 tahun. Sehingga cetakan tebal ini di lesapkan,hanya ditulis diawal kalimat.

D.    Perangkaian(konjungsi)
1.      Dua perkara besar yang pantas untuk diperjuangkan habis-habisan bahkan dengan mempertaruhkan nyawa bagi masyarakat jawa khususnya adalah kehormatan dan hak atas tanah.
2.      Dalam hal ini sak dumuk bathuk adalah kehormatan dan sak nyari bumi merupakan hak atas tanah. Dalam dunia pewayangan, dua hal esensial tersebut terungkap dalam lelakon “rebutan kikis tunggarana “ dan “babat alas Wanamartana”.
3.      Di atas sebidang tanah, keluarga petani tidak sekedar mengais rezeki, namun mengekspresikan dirinya secara total

Jenis lead feature


Jenis lead feature

1. Lead Ringkasan
Lead semacam ini paling sering dipakai dalam penulisan “berita keras” (hard news). Yang ditulis hanya inti cerita, kemudian terserah pembaca apakah masih cukup berminat untuk mengikuti kelanjutannya.
Lead ringkasan sering dipakai bila reporter mempunyai persoalan yang kuat dan menarik, yang akan laku dijual dengan sendirinya, misal (berita peristiwa tenggelamnya KM Acita 03, ledakan bom dan sebagainya).
Karena lead ini sangat mudah ditulis, banyak reporter yang memilihnya apalagi jika sedang dikejar deadline, atau bila ia bingung untuk mencari lead yang lebih baik.

Contoh :
Hardi, seorang petugas patroli terpaksa harus dirawat karena luka-luka ringan. Ia mengalami tiga kali insiden kecelakaan terpisah pada jumat malam. Polisi itu juga mengalami kecelakaan mobil ringan.
Hardi, 31 tahun, digigit anjing pukul 17.15 wita, kepalanya juga terluka kena hantaman botol wiski saat melerai keributan di sebuah bar pukul 21.50 wita, kakinya juga luka terkena pecahan kaca saat sedang mengejar penjahat pukul 23.27 wita. Hardi dirawat di Puskesmas dan kemudian dibolehkan pulang.
Dalam perjalanan pulang ke kantornya, mobil patroli yang dikendarai Hardi ditabrak dari belakang oleh seorang pengendara motor yang ngebut. Kali ini, Hardi beruntung, ia tak luka sedikit pun.

2. Lead Bercerita
Lead ini kebanyakan digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik pembaca dan membenamkannya. Tekniknya adalah menciptakan satu suasana dan membiarkan pembaca menjadi tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca mengidentifikasikan diri di tengah-tengah kejadian yang berlangsung.

Wartawan rubrik kriminalitas biasanya sering memakai lead ini dalam cerita feature untuk melaporkan peristiwa kejahatan. Keuntungan lead ini lebih mudah menarik minat pembaca. Kerugiannya, tak semua berita bisa cocok diberi lead ini. Reporter yang mencoba memaksakan lead ini akan menghasilkan lead yang tidak wajar atau malah lead itu bisa merusak isi jalinan cerita dalam berita.

Contoh :
Hardi, seorang petugas patroli, punya pengalaman paling sial Jumat malam lalu. Pukul 16.30 wita, ia lapor ke kantornya. 10 menit kemudian, saat sedang berpatroli denga pakaian seragam, lampu senternya jatuh. Saat membungkuk untuk memungutnya kembali, celananya robek di bagian pantat.
Pukul 17.15 wita, ia mencoba menolong seekor anjing yang terjepit di pintu pagar. Sejam kemudian, kaki Hardi digigit anjing yang baru saja ditolongnya.
Segera setelah pukul 19.00 wita, ia kesenggol mobil ngebut. Pengemudinya ternyata seorang detektif narkotik yang sedang mengejar pedagang heroin.
Pukul 21.50 wita, Hardi dipanggil oleh warga ke bar Teratai untuk melerai pertengkaran antara dua orang pengunjung. Setengah jam kemudian, ia dirawat karena luka-luka di kepalanya akibat pukulan botol wiski. Perawatan dilakukan di Puskesmas setempat.
Hardi balik ke Puskesmas itu lagi sekitar pukul 23.40 wita setelah mengejar tersangka perampokan. Kaki kanannya terkena pecahan kaca ketika ia jatuh.
Setelah meninggalkan Puskesmas, pukul 00.05 dinihari Hardi kembali ke kantornya untuk mengakhiri tugasnya. Dalam perjalanan, seorang pengendara motor yang ngebut menabrak mobil patroli Hardi di lampu lalu lintas. Kali ini, Hardi tidak terluka.
Akhirnya pukul 00.30 wita Hardi pulang ke rumahnya. Ketika ia sampai di tempat parkir kantornya, ia menerima satu laporan polisi lagi.
Dicuri: sebuah sepeda motor Honda, plat nomor polisi DT 1995 GK.
Pemiliknya: Hardi, 31 tahun, warga jalan Malik Raya, lorong Kenari 27.
Buruh rosok
Seorang ibu mampu menguliahkan anaknya sampai S1
Ketika orang menganggap pekerjaan itu menyedihkan, bagi sulastri itu adalah pekerjaan yang menyenangkan.  Banyak orang yang menganggap pekerjaan itu sangat hina, bagi sulastri itu adalah pekerjaan yang sangat mulia. Banyak Orang mengatakan pekerjaan itu adalah pekerjaan yang sangat rendah, bagi sulatri itu adalah pekerjaan yang sangat tinggi. Banyak orang merasa malu dengan pekerjaan itu, tapi  sulastri merasa bangga dengan pekerjaan itu. Ya, inilah sosok sulastri, seseorang  ibu yang bekerja di rosok. 
ivanesens

3. Lead Deskriptif
Lead semacam ini biasanya paling sering dipakai oleh jurnalis kawakan saat membuat feature. Lead ini bisa memberikan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk berbagai tulisan feature.
Lead bercerita meletakkan pembaca di tengah adegan atau kejadian dalam cerita, sedangkan lead deskriptif menempatkam pembaca beberapa meter di luarnya, dalam posisi menonton, mendengar dan mencium baunya.

Pemakaian ajektif (kata sifat) yang tepat adalah kunci untuk lead deskriptif. Seorang reporter yang baik bisa membuat tokohnya “hidup”, seolah-olah muncul di tengah-tengah barang cetakan yang dipegang pembaca.

Contoh :
Wajah La Boti sama sekali tak mengesankan kesedihan apalagi penyesalan mendalam. Senyum ramah dan wajah riang selalu ia perlihatkan. Bahkan dengan santai ia menyedot rokok kreteknya dalam-dalam. Padahal, akibat perbuatannya, 31 orang penumpang kapal yang dinakhodainya tewas tenggelam.


Untuk kebanyakan pembaca, lead semacam ini mendebarkan. Pembaca seolah-olah terpaksa menerima kehadiran seseorang yang berperangai periang dan murah senyum, padahal ia penyebab tewasnya 31 orang penumpang KM Acita 03.

Tokoh untuk lead semacam ini juga tidak harus manusia. Objek tidak berjiwa pun bisa mempunya “personalitas” yang bisa ditangkap secara efektif oleh pembaca dari sebuah lead deskriptif yang baik.

Contoh:
Laksana tarian peri langit, asap membubung di atas pasar Mandonga Kendari yang membara terpanggang api.


4. Lead Kutipan
Kutipan yang dalam dan ringkas bisa membuat lead menarik, terutama bila yang dikutip orang terkenal. Kutipan harus bisa memberikan tinjauan ke dalam watak si pembaca.
Ingat, lead semacam ini harus menyiapkan pentas atau ruang bagi bagian berikutnya dari cerita kita, sehingga kutipannya punharus memusatkan diri pada sifat cerita itu.

Contoh :
“Suka atau tidak, Kontu harus dikosongkan”

Kutipan keras itu diucapkan oleh Bupati Muna, Ridwan BAE saat sedang gencar-gencarnya upaya pengosongan kawasan Hutan Kontu di Kabupaten Muna.

Dengan lead semacam ini, umumnya pembaca akan langsung tertarik, ingin tahu bagaimana nasib para petani yang dipaksa meninggalkan lahan pertaniannya di Kontu. Kerugian lead semacam ini adalah bahwa kutipan yang dipilih bisa keluar dari isi cerita, bila tekanan pokok diletakan kepada kutipan itu saja.

5. Lead Pertanyaan
Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Sering, lead ini dipakai oleh wartawan yang tidak berhasil menemukan lead yang imajinatif. Lead ini gampang ditulis, tapi jarang membuahkan hasil terbaik.
Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Wartawan yang menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang belum. Yang ingin ditimbulkan oleh lead ini, rasa ingin tahu pembaca; yang belum tahu mestinya terus ingin membacanya sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu-ragu apakah pengetahuannya sama atau cocok dengan informasi si bung wartawan.

Banyak editor yang enggan memakai lead ini karena pembaca sering kesal dibuatnya. Lead bercerita atau deskriptif biasanya lebih disukai.

6. Lead Menuding Langsung
Bila reporter ingin berkomunikasi langsung dengan pembaca, ia bisa menggunakan lead menuding langsung. Ciri-ciri lead ini adalah ditemukannya kata “Anda” yang disipkan pada paragraf pertama atau di tempat lain.
Seorang reporter yang ditugaskan di kantor Imigrasi dan menemukan kesalahan penerapan cekal terhadap seseorang yang tak bersalah, bisa menggunakan lead ini.

Contoh :
Bila anda punya nama pasaran, harap hati-hati. Salah-salah Anda kena cekal tak boleh keluar negeri.

7. Lead Penggoda
Lead semacam ini adalah cara untuk “mengelabui” pembaca dengan cara bergurau. Tujuan utamanya menarik perhatian pembaca dan menuntunnya supaya membaca seluruh cerita.

Contoh :
Angka yang ditunggu-tunggu itu akhirnya keluar juga: Sekitar 197

Dari kalimat ini pembaca belum tahu pasti inti cerita tentang angka 197 itu. Justru, karena itu keingintahuannya dibangkitkan dan untuk itu mau tak mau ia harus membaca kelanjutan kalimat tersebut sampai tahu apa yang dimaksudkan dengan angka 197 (Jumlah penumpang KM Acita 03 sebelum tenggelam).

8. Lead Nyentrik
Naik-naik ke puncak gunung
Harga makin melambung

Reporter yang imajinatif – meski tidak puitis – bisa mencoba menggunakan lead semacam ini pada saat menulis soal kenaikan harga. Lead ini memikat dan informative. Gayanya yang khas dan tak kenal kompromi itu bisa menarik perhatian pembaca, hingga ceritanya laku dibaca orang.
Tapi ada bahayanya. Beberapa Koran enggan memakai lead ini. Wartawan hidup dalam dunia kata-kata. Lead nyentrik membuka peluang wartawan untuk mengobral permainan kata hingga bisa membuat pembaca mual dan mules. Hanya kebijaksanaan editor yang tegas yang bisa mencegah banjirnya permainan kata itu.

9. Lead Gabungan
Di surat kabar sering ditemukan lead yang merupakan gabungan dari dua atau tiga lead, dengan mengambil unsur terbaik dari masing-masing lead. Yang paling sering terjadi, Lead Kutipan digabung dengan Lead Deskriptif.

Contoh:
“Bukan salahku bahwa aku belum mati sekarang,” kata Fidel Castro dengan senyum lucu (TEMPO, 7 Mei 1994, Castro, Revelosioner yang Belum Pensiun).

Senin, 28 November 2011

pengolahan sampah


Nama              : fatkhurroziqin
Nmp                : 0910301025
Mata kuliah   : IAD
Judul              : Pengolahan Sampah
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG
Sampah merupakan masalah bagi semua manusia.masalah sampah tidak lagi dikatan sebuah persoalan yang sederhana,tapi sampah merupakan persoalan yang berat,yang sulit dihentikan.karena sampah semakin hari,semakin bertambah banyak,sehingga dapat dikatan sampah merupakan masalah yang tak pernah ada habisnya.keberadaan sampah saat ini sangat memprehatinkan,hal ini terlihat dengan banyaknya sampah yang ditimbun di tempat umum seperti di pingir jalan,di pasar dan tempat umum lainya. Di kota-kota besar untuk menjaga kebersihan sering kali menyingkirkan sampah ke tempat yang jauh dari pemukiman atau yang biasa disebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Aktivitas manusia selalu meninggalkan sisa dalam memanfaatkan alam dan sisa tersebut diperlakukan sebagai barang buangan.Sampah adalah buangan berupa padat yang merupakan polutan umum yang dapat menyebabkan turunnya nilai keindahan pada lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negative lainya.
Saat ini pola perilaku masyarakat masih menggunakan pola perilaku yang lama.bagi masyarakat,sampah dianggap barang yang tak berguna lagi dan mereka merasa cukup membuang sampah pada tempatnya.masyarakat belum  sadar pada dampak yang ditimbulkan oleh sampah tersebut.jika masyarakat hanya membuang sampah pada tempatnya,padahal masyarakat tak pernah henti membuang sampah,sehingga sampah tersebut semakin hari,semakin penuh.kemudian harus kemana lagi masyarakat harus membuang sampah ,jika tempat pembuangan sampah tersebut sudah penuh.
Masalah sampah merupakan masalah yang serius bagi manusia,sehingga dalam penanganan masalah tentang sampah harus didasari rasa kesadaran bagi semua manusia,akan dampak yang ditimbulkan oleh sampah tersebut.masyarakat dapat mengatasi masalah sampah tidak hanya dibuang begitu saja,namun sampah harus dikelola dengan baik,agar sampah tidak menumpuk.



2.PERUMUSAN MASALAH SAMPAH
a. saat ini pemahaman masayarakat dalam pengelolaan atau pemanfaatan sampah masih kurang.sebagian besar masyarakat menganggap,jika membuang sampah pada tempatnya,permasalahan tentang sampah sudah terselesaikan.
b. kesadaran dan perilaku masyarakat harus segera di benahi.selain itu masyarakat harus diberitahu bagaimana seharusnya memperlakukan sampah.masyarakat harus diberi informasi tentang pengelolaan atau pemanfaatan sampah yang baik.
c. sampah yang dihasilkan semakin hari semakin banyak,sehingga sampah tersebut menumpuk.sampah tersebut hanya dibuang di TPA begitu saja.tanpa dikelola lagi.akibatnya di TPA sampah menjadi penuh dan membiarkan sampah-sampah ditempat umum semakin menumpuk,karena di TPA sudah tak mampu menampung sampah lagi.

Melihat kondisi tentang sampah yang semakin menumpuk,penulis ingin memberi pemahaman kepada masyarakat bagaimana cara mengelola sampah yang baik dan benar.

3.MAKSUD,TUJUAN DAN SASARAN
A. MAKSUD
sehubungan permasalahan tentang sampah diatas,penulis bermaksud membantu masyarakat dalam penanganan sampah yang baik dan benar,yaitu dengan cara dikelola dengan benar.selain itu supaya masyarakat sadar akan bahaya sampah dan sadar akan apa yang harus dilakukan dalam penanganan sampah yang baik dan benar.
B. TUJUAN
tulisan ini dibuat untuk memberikan arahan dan petunjuk kepada masyarakat tentang cara pengelolaan sampah yang baik dan benar.selain itu bertujuan merubah perilaku masyarakat yang tadinya kurang perduli terhadap masalah sampah menjadi peduli akan sampah dan ikut berperan dalam penangan sampah.diharapkan masyarakat juga mampu memilah atau memisahkan sampah yang organic dan juga sampah yang nonorganic.
C. SASARAN
tulisan ini ditujukan kepada masyarakat,agar tulisan ini dapat dibuat acuan atau referen bagaimana pengelolaan sampah yang baik dan benar.

4.RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas tentang pengertian sampah, jenis - jenis sampah dan pengelolaan sampah yang baik dan benar

BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian tentang sampah
Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi(misalnya kotoran seperti daun,kertas dsb),(kamus Besar Bahasa Indonesia ,Balai Pustaka, 1999). Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaianya, dalam proses – proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk – produk yang dihasilkan setelah dan selama proses tersebut berlangsung.


2.Jenis – jenis sampah
            2.1 Berdasarkan sumbernya
                        2.1.1 Sampah alam
Sampah alam adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar,diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun – daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.Diluar kehidupan liar,sampah – sampah ini dapat menjadi masalah,misalnya daun – daun kering disekitar lingkungan.

                        2.1.2 Sampah manusia
Sampah manusia (inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil – hasil pencemaran manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan, karena dapat digunakan sebagai vector (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa(plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui system urinoir tanpa air.

                        2.1.3 Sampah konsumsi
Sampah konsumsi adalah sampah yang dihasilkan dari sisa – sisa produksi dan sampah yang dihasilkan dari sisa – sisa kebutuhan manusia setiap hari,yang sudah tidak dipakai lagi. Sampah dari sisa konsumsi ini merupakan sampah yang paling banyak, hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia yang semakin hari, kebutuhanya semakin meningkat,sehingga pemroduksiannya juga semakin banyak.oleh sebab itu sampah konsumsi merupakan sampah yang tak ada hentinya. Sampah konsumsi ini ada yang organic maupun non-organik.
                        2.1.3 Limbah Radioaktif
Limbah Radioaktif ini meliputi: sampah nuklir,sampah industri, sampah pertambangan. Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat – tempat yang tidak berpotensi tinggi. Untuk aktivitas tempat – tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut(walaupun jarang namun kadang masih dilakukan).

            2.2 Berdasarkan sifatnya
                        2.2.1 Sampah Organik(sampah dapat diurai)
Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai oleh mikroorganisme,sehingga mudah membusuk. Contoh sampah organik ialah dedaunan,daging,sayuran,buah – buahan. Cara menanganinya adalah dengan mengolahnya menjadi kompos.

                        2.2.2 Sampah Nonorganik(sampak tidak terurai)
Sampah Nonorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai oleh mikroorganisme. Contohnya plastic, karet, kain, timah, besi dan lain sebagainya. Cara menanggulanginya adalah dengan mendaur ulang kembali menjadi barang – barang yang lebih bermanfaat.

2.2.3 Sampah berbahaya beracun (B3)
Sampah berbahaya beracun adalah sejenis sampah yang dapat membahayakan manusia,baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya baterai bekas, sampah medis/sampah rumah sakit, bahan kimia seperti air raksa, alcohol dan lain sebagainya. Cara penanggulangannya dengan membawa barang-barang tersebut ke TPA khusus B3 yang jauh dari lingkungan penduduk agar tidak membahayakan manusia.

            2.3 Berdasarkan Bentuknya
                        2.3.1 Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,hewan,urine dan sampah cair. Sampah padat dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, gelas, piring dan lain-lain.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi menjadi dua:
1.      Biodegradable yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob,seperti sampah dapur,sisa-sisa hewan,sampa pertanian dan perkebunan.
2.      Non-Biodegradable yaitu sampah yang tidak bias diuraikan oleh proses biologi.dapat dibagi menjadi dua bagian:
·         Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi,seperti plastic, kertas, dan lain-lain.
·         Non-Recyclable yaitu sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan dapat diubah kembali,seperti carbon paper.
2.3.2  Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan lagi dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
·         Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung pathogen yang sangat berbahaya.
·         Limbah rumah tangga yaitu sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.sampah ini mungkin mengandung pathogen.

3.Pengelolaan sampah
            3.1 Pengertian Pengelolaan Sampah
      Pengelolaan sampah adalah upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, dan pendaur-ulangan.

3.2 Sistem pengelolaan sampah
            3.2.1 Pembakaran
   System pembakaran ini menggunakan alat yang digunakan Insinerator. System ini sangat berguna untuk memperkecil volume sampah di TPA, namun system ini mempunyai kelemahan yaitu dapat menimbulkan polusi udara,karena asap yang dihasilkan oleh pembakaran ini sangat banyak.

                        3.2.2 Pengomposan
3.2.2.1  Pengomposan
    System Pengomposan adalah system pengelolaan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme sehingga terbentuk pupuk organic atau pupuk kompos(Pedoman Pengelolaan Sampah Persampahan Perkotaan,Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan,2003).

3.2.2.2 Dasar – Dasar Pengomposan

Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
   Pada dasarnya semua bahan- bahan organik padat dapat dikomposkan,misalnya; limbah organik rumah tangga,sampah organik pasar kota,kertas,kotoran limbah peternakan,limbah pertanian,limbah agroindustri,limbah pabrik kertas,dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.

Proses Pengomposan
   Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses,oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga diatas 50o-70oC. suhu tetap akan tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik.yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba didalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut,yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40% dari volume bobot awal bahan.

Skema Proses Pengomposan Aerobik
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik(menggunakan oksigen) atau anaerobic(tidak menggunakan oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobic, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut anaerobic. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobic akan menghasilkan senyawa-senyawa berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat,puttrecine), ammonia dan H2S.
Gambar profil suhu dan populasi mikroba selama pengomposan

Table organisme yang terlibat dalam proses pengomposan

Kelompok organisme              Organisme
Mikroflora                                Bakteri: Aktinomicetes: Kapang
Mikrofanuna                             Protozoa
Makroflora                                Jamur tingkat tinggi
Makrofauna                              cacing tanah, rayap, semut, kutu, dll.

Proses pengomposan tergantung pada:
1.      Karakteristik bahan yang dikomposkan
2.      Activator pengomposan yang dipergunakan
3.      Metode pengomposan yang dilakukan

Strategi Mempercepat Proses Pengomposan
Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1.      Memanipulasi kondisi/factor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan. Contohnya rasio C/N yang optimum.
2.      Menambahkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan: mikroba pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing).
3.      Menggabungkan strategi pertama dan kedua.

3.2.2.3        Manfaat kompos
Kompos ibarat multi vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya dari pada tanaman yang dipupuk menggunakan pupuk kimia.

3.2.3 Pendaur-ulangan
3.2.3.1 Penjelasan Daur ulang
            Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat dijadikan sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energy, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R(Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastic, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan dan pemrosesan material baru untuk diproduksi.
            Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dangan barang yang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibanding dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah,seperti emas dari prosesor computer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energy dan menguragi polusi udara sebanyak 95%,jika penghematan yang cukup besar pada energy juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastic.
                                    3.2.3.2  Material yang dapat didaur ulang dan prosesnya
3.2.3.2.1 Bahan Bangunan
         Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur. Terkadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bangunan baru semacam bata.
3.2.3.2.2 Baterai
         Banyak variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini lebih relative sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dam pemrosesanya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan cadmium, harus ditangani secara lebih khusus demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesahatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah didaur ulang
3.2.3.2.3 Barang Elektronik
         Barang elektronik yang populer seperti computer dan handphone umumnya tidak didaur ulang, karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silicon, dll). Ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastic, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkanya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
3.2.3.2.4 Logam
         Besi dan baja adalah sejenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya, peleburan dan percetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contohnya lainya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
3.2.3.2.5 Bahan Lainnya
         Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dari bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
         Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulang menjadi bahan yang berkualitas rendah.
         Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini diberbagai produk plastic terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka ditengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang diikuti dengan singkatan, missalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilence, PS untuk Polistirena dan lain-lain, sehingga mempermudah proses pendauran.













BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN
1.KESIMPULAN
Sampah merupakan masalah bagi manusia.setiap hari sampah semakin menumpuk.jika sampah itu tidak dikelola akan menyebabkan penyakit,menimbulkan polusi,menyumbat saluran air dll.tidak harus petugas kebersihan yang menangani masalah sampah,tetapi kita harus ikut dalam penanganan masalah sampah dengan cara mengelola sampah tersebut dengan baik dan benar,yaitu dengan cara:
1.      pendauran ulang
2.      pengomposan
3.      pembakaran
2.SARAN
Adapun saran yang penulis berikan yaitu:
a.diharapkan para pembaca lebih bersifat kritis dalam penanganan masalah tentang sampah.
b.setelah membaca tulisan ini di harapkan kepada pembaca untuk mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari,dalam pengelolaan sampah.
c.buanglah sampah pada tempatnya.

Dengan adanya pembahasan mengenai masalah sampah dan juga pengelolaan sampah, diharapkan melengkapi karya tulis ini,agar lebih lengkap.












DAFTAR PUSTAKA

Sismanto,Dr.Hartantyo,Eddy.Sudarmaji.2003.Geofisika Lingkungan. Yogyakarta:
Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA UGM

Trisnawati,Heni.2009.Pemodelan Pola Rembesan Limbah Domestik dengan Menggunakan
Metode Geolistrik.Malang:Universitas Negeri Malang

Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.
Djuwendah, E., A. Anwar, J. Winoto, K. Mudikdjo. 1998. Analisis Keragaan
Ekonomi dan Kelembagaan Penanganan Sampah Perkotaan, Kasus di
Kotamadya DT II Bandung Provinsi Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana
IPB. Tidak diterbitkan.
134

Sumber lainnya diambil dari internet.





Comments List